Jaringan Bitcoin baru-baru ini mencapai tonggak penting. Sejak 2025, daya komputasinya terus meningkat, akhirnya melampaui ambang kunci 1 ZHash/s. Capaian ini tidak hanya menandakan bahwa keamanan dan tingkat desentralisasi jaringan Bitcoin telah mencapai ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga menyoroti statusnya sebagai "emas digital" semakin kokoh.
Dari sudut pandang teknis, 1 ZHash/s berarti bahwa mesin penambang Bitcoin di seluruh dunia dapat melakukan 1 triliun operasi hash per detik. Angka ini setara dengan lebih dari 5 kali lipat daya komputasi seluruh jaringan pada tahun 2020, sehingga jaringan Bitcoin dapat mempertahankan kemampuan anti serangan yang sangat kuat bahkan menghadapi superkomputer tercanggih di dunia.
Pertumbuhan Daya Komputasi yang signifikan kali ini bukanlah kebetulan. Dari akhir 2024 hingga awal 2025, produsen mesin tambang utama di seluruh dunia meluncurkan generasi baru mesin tambang dengan proses 7nm dan 5nm. Efisiensi energi dari perangkat baru ini meningkat lebih dari 30% dibandingkan generasi sebelumnya, dan Daya Komputasi dari satu mesin tambang bahkan melampaui 200TH/s. Banyak mesin tambang lama yang dengan cepat dihapus, mendorong pertumbuhan Daya Komputasi jaringan secara alami.
Sementara itu, pola penambangan global juga sedang berubah. Tambang besar di wilayah Amerika Utara dan Asia Tengah mempercepat ekspansi, dengan tambang energi terbarukan di Texas, Amerika Serikat dan Kazakhstan secara bertahap mulai beroperasi. Hanya pada kuartal pertama tahun 2025, jumlah penempatan mesin penambangan baru di seluruh dunia telah melebihi 1 juta unit, memberikan dasar perangkat keras yang kokoh untuk terobosan hash.
Namun, kontras yang mencolok dengan terus meningkatnya daya komputasi adalah bahwa harga Bitcoin tampaknya terjebak dalam kebuntuan. Saat ini, level resistensi sebesar 113.000 dolar menjadi fokus perhatian para pelaku pasar. Level harga ini menjadi medan pertempuran yang sengit antara kedua belah pihak, mencerminkan adanya perbedaan pendapat di pasar mengenai arah pergerakan Bitcoin di masa depan.
Meskipun kekuatan teknologi jaringan Bitcoin terus meningkat, namun pergerakan harganya masih menghadapi banyak faktor ketidakpastian. Para investor dan analis pasar sedang memantau hubungan dinamis antara kemajuan teknologi ini dan penetapan harga di pasar, berusaha untuk memprediksi arah perkembangan Bitcoin di masa depan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Jaringan Bitcoin baru-baru ini mencapai tonggak penting. Sejak 2025, daya komputasinya terus meningkat, akhirnya melampaui ambang kunci 1 ZHash/s. Capaian ini tidak hanya menandakan bahwa keamanan dan tingkat desentralisasi jaringan Bitcoin telah mencapai ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga menyoroti statusnya sebagai "emas digital" semakin kokoh.
Dari sudut pandang teknis, 1 ZHash/s berarti bahwa mesin penambang Bitcoin di seluruh dunia dapat melakukan 1 triliun operasi hash per detik. Angka ini setara dengan lebih dari 5 kali lipat daya komputasi seluruh jaringan pada tahun 2020, sehingga jaringan Bitcoin dapat mempertahankan kemampuan anti serangan yang sangat kuat bahkan menghadapi superkomputer tercanggih di dunia.
Pertumbuhan Daya Komputasi yang signifikan kali ini bukanlah kebetulan. Dari akhir 2024 hingga awal 2025, produsen mesin tambang utama di seluruh dunia meluncurkan generasi baru mesin tambang dengan proses 7nm dan 5nm. Efisiensi energi dari perangkat baru ini meningkat lebih dari 30% dibandingkan generasi sebelumnya, dan Daya Komputasi dari satu mesin tambang bahkan melampaui 200TH/s. Banyak mesin tambang lama yang dengan cepat dihapus, mendorong pertumbuhan Daya Komputasi jaringan secara alami.
Sementara itu, pola penambangan global juga sedang berubah. Tambang besar di wilayah Amerika Utara dan Asia Tengah mempercepat ekspansi, dengan tambang energi terbarukan di Texas, Amerika Serikat dan Kazakhstan secara bertahap mulai beroperasi. Hanya pada kuartal pertama tahun 2025, jumlah penempatan mesin penambangan baru di seluruh dunia telah melebihi 1 juta unit, memberikan dasar perangkat keras yang kokoh untuk terobosan hash.
Namun, kontras yang mencolok dengan terus meningkatnya daya komputasi adalah bahwa harga Bitcoin tampaknya terjebak dalam kebuntuan. Saat ini, level resistensi sebesar 113.000 dolar menjadi fokus perhatian para pelaku pasar. Level harga ini menjadi medan pertempuran yang sengit antara kedua belah pihak, mencerminkan adanya perbedaan pendapat di pasar mengenai arah pergerakan Bitcoin di masa depan.
Meskipun kekuatan teknologi jaringan Bitcoin terus meningkat, namun pergerakan harganya masih menghadapi banyak faktor ketidakpastian. Para investor dan analis pasar sedang memantau hubungan dinamis antara kemajuan teknologi ini dan penetapan harga di pasar, berusaha untuk memprediksi arah perkembangan Bitcoin di masa depan.