Baru-baru ini, sebuah cerita tentang hilangnya lima mahasiswa di daerah pegunungan Xueba, Taiwan, telah menarik perhatian di dunia maya. Cerita ini menggambarkan sekelompok mahasiswa yang hilang setelah mendaki di daerah pegunungan Xueba, kemudian dibunuh oleh organisasi ilegal dalam sebuah plot yang menegangkan. Namun, setelah penyelidikan mendalam oleh Taiwan Fact Checking Center (TFC), cerita yang menarik perhatian ini ternyata sepenuhnya merupakan konten yang dibuat oleh kecerdasan buatan (AI).
Hasil survei yang diumumkan TFC pada 27 Agustus menunjukkan bahwa pengelola Taman Nasional Snow Mountain secara tegas menyatakan bahwa tidak pernah terjadi insiden hilangnya lima mahasiswa secara kolektif. TFC juga memeriksa data publik dari Pusat Komando Penyelamatan Nasional Dewan Eksekutif dan Asosiasi Pendakian dan Hiking R.O.C., dan tidak menemukan catatan pencarian dan penyelamatan yang relevan.
Dengan menganalisis secara mendalam konten video yang dihasilkan oleh AI ini, dapat ditemukan banyak hal yang tidak logis. Misalnya, video tersebut mengklaim bahwa operasi pencarian dan penyelamatan pada tahun 2003 menggunakan drone, tetapi sebenarnya, tim drone pemadam kebakaran di tiga daerah yang dilintasi oleh Taman Nasional Xueba, yaitu Hsinchu, Miaoli, dan Taichung, baru dibentuk secara bertahap setelah tahun 2020.
Perlu dicatat bahwa TFC menemukan lebih dari satu saluran YouTube yang menyebarkan cerita fiktif semacam ini. Alur video-video ini sangat mirip, tetapi nama-nama karakter dan sekolahnya berbeda-beda. Selain itu, beberapa saluran memiliki deskripsi yang menggunakan huruf Mandarin sederhana, yang semakin mengurangi kredibilitas informasi tersebut.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya meningkatkan kemampuan kita untuk membedakan konten di era informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi AI, pembuatan dan penyebaran informasi palsu menjadi lebih mudah, yang menuntut tingkat literasi media publik yang lebih tinggi. Saat menerima informasi, kita harus tetap waspada dan memverifikasi dari berbagai sumber untuk menghindari penyesatan. Pada saat yang sama, ini juga menyerukan kepada pihak berwenang untuk memperkuat pengawasan terhadap konten yang dihasilkan oleh AI, guna memastikan kebenaran dan keandalan informasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
UnluckyValidator
· 09-07 13:21
dark web tidak bisa membuat cerita yang sepalus ini
Lihat AsliBalas0
StakeOrRegret
· 09-07 05:50
Sudah bermain jebakan membuang mayat di mana-mana, sangat menjengkelkan.
Lihat AsliBalas0
ForkYouPayMe
· 09-07 05:50
Kenapa tidak berpikir dulu sebelum membuat cerita-cerita aneh ini?
Lihat AsliBalas0
WhaleWatcher
· 09-07 05:47
Penglihatan sudah, bahkan malas mencampur bahan baru untuk menggoreng nasi dingin.
Lihat AsliBalas0
AllTalkLongTrader
· 09-07 05:36
AI yang disusun berani ditayangkan? Bahkan saat menonton berita, harus memilih yang benar-benar terjadi.
Lihat AsliBalas0
LiquidityWizard
· 09-07 05:27
secara statistik, halusinasi ai meningkat 78,3% kuartal ini sejujurnya
Baru-baru ini, sebuah cerita tentang hilangnya lima mahasiswa di daerah pegunungan Xueba, Taiwan, telah menarik perhatian di dunia maya. Cerita ini menggambarkan sekelompok mahasiswa yang hilang setelah mendaki di daerah pegunungan Xueba, kemudian dibunuh oleh organisasi ilegal dalam sebuah plot yang menegangkan. Namun, setelah penyelidikan mendalam oleh Taiwan Fact Checking Center (TFC), cerita yang menarik perhatian ini ternyata sepenuhnya merupakan konten yang dibuat oleh kecerdasan buatan (AI).
Hasil survei yang diumumkan TFC pada 27 Agustus menunjukkan bahwa pengelola Taman Nasional Snow Mountain secara tegas menyatakan bahwa tidak pernah terjadi insiden hilangnya lima mahasiswa secara kolektif. TFC juga memeriksa data publik dari Pusat Komando Penyelamatan Nasional Dewan Eksekutif dan Asosiasi Pendakian dan Hiking R.O.C., dan tidak menemukan catatan pencarian dan penyelamatan yang relevan.
Dengan menganalisis secara mendalam konten video yang dihasilkan oleh AI ini, dapat ditemukan banyak hal yang tidak logis. Misalnya, video tersebut mengklaim bahwa operasi pencarian dan penyelamatan pada tahun 2003 menggunakan drone, tetapi sebenarnya, tim drone pemadam kebakaran di tiga daerah yang dilintasi oleh Taman Nasional Xueba, yaitu Hsinchu, Miaoli, dan Taichung, baru dibentuk secara bertahap setelah tahun 2020.
Perlu dicatat bahwa TFC menemukan lebih dari satu saluran YouTube yang menyebarkan cerita fiktif semacam ini. Alur video-video ini sangat mirip, tetapi nama-nama karakter dan sekolahnya berbeda-beda. Selain itu, beberapa saluran memiliki deskripsi yang menggunakan huruf Mandarin sederhana, yang semakin mengurangi kredibilitas informasi tersebut.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya meningkatkan kemampuan kita untuk membedakan konten di era informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi AI, pembuatan dan penyebaran informasi palsu menjadi lebih mudah, yang menuntut tingkat literasi media publik yang lebih tinggi. Saat menerima informasi, kita harus tetap waspada dan memverifikasi dari berbagai sumber untuk menghindari penyesatan. Pada saat yang sama, ini juga menyerukan kepada pihak berwenang untuk memperkuat pengawasan terhadap konten yang dihasilkan oleh AI, guna memastikan kebenaran dan keandalan informasi.