Dalam beberapa waktu terakhir, pasar Aset Kripto secara diam-diam menjadi fokus baru dalam geopolitik. Penasihat dari pihak Rusia mengeluarkan peringatan, menunjukkan bahwa Uang Digital mungkin dipandang sebagai "senjata keuangan" oleh Amerika Serikat. Meskipun pernyataan "35 triliun dolar utang dialihkan ke awan enkripsi" terdengar agak berlebihan, namun itu memang menunjukkan satu kelemahan kunci dalam industri — jika stablecoin sepenuhnya dikendalikan oleh satu negara, hal itu dapat memicu risiko keuangan global yang sulit diprediksi.
Melihat kembali sejarah, dari runtuhnya sistem standar emas hingga guncangan Nixon, perubahan mendadak dalam kebijakan moneter sering kali pertama-tama mengorbankan kepentingan negara lain. Saat ini, Amerika Serikat diam-diam mendorong RUU GENIUS, yang tampaknya bertujuan untuk memperkuat regulasi, namun sebenarnya mungkin merupakan langkah untuk mempersiapkan jalan bagi hegemoni dolar untuk berkembang ke dunia enkripsi.
Namun, persaingan lintas negara ini justru mungkin mempercepat pengembangan stablecoin terdesentralisasi. Stablecoin non-dolar AS dan stablecoin algoritma mungkin menghadapi peluang pengembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam aplikasi praktis, beberapa protokol telah mulai membangun sistem penerbitan dan sirkulasi yang tidak bergantung pada entitas tunggal untuk USD1.
Protokol semacam ini mirip dengan "cadangan energi super" USD1: pengguna dapat meminjam USD1 dengan menggadaikan BNB, atau menghasilkan USD1 melalui mekanisme CDP. Lebih dari 60% transaksi di blockchain diproses melalui protokol semacam ini, mencerminkan permintaan pasar yang nyata.
Yang lebih menarik adalah bahwa protokol-protokol ini menyediakan likuiditas yang cukup untuk USD1, sehingga slippage di bursa terdesentralisasi turun hingga 0,1%, memberikan pengalaman perdagangan yang sebanding dengan menggunakan kartu kredit. Sementara itu, skenario penggunaan USD1 juga terus berkembang, dari pinjaman dan penambangan secara bertahap meluas ke bidang pembayaran dan konsumsi e-commerce, menjadikannya bukan hanya sekadar simbol perdagangan, tetapi sedang menjadi Uang Digital yang praktis.
Tren perkembangan ini menunjukkan bahwa keuangan terdesentralisasi sedang membawa kemungkinan baru bagi sistem keuangan global, sekaligus menyoroti posisi pasar Aset Kripto yang semakin penting dalam tatanan geopolitik.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WalletAnxietyPatient
· 2jam yang lalu
Sudah zamannya seperti apa, siapa yang masih menggunakan dolar?
Lihat AsliBalas0
SchrodingerWallet
· 19jam yang lalu
Ini jebakan sudah terlalu dikenal, lagi-lagi ingin menarik suckers untuk masuk.
Lihat AsliBalas0
MEVHunterWang
· 19jam yang lalu
usd1 lagi naik ya
Lihat AsliBalas0
RektHunter
· 19jam yang lalu
Benar, bahkan pemain virtual pun hampir memahami cara bermain ini di Amerika.
Lihat AsliBalas0
alpha_leaker
· 19jam yang lalu
Apakah Amerika Serikat lagi-lagi bermain trik? Tsk tsk
Dalam beberapa waktu terakhir, pasar Aset Kripto secara diam-diam menjadi fokus baru dalam geopolitik. Penasihat dari pihak Rusia mengeluarkan peringatan, menunjukkan bahwa Uang Digital mungkin dipandang sebagai "senjata keuangan" oleh Amerika Serikat. Meskipun pernyataan "35 triliun dolar utang dialihkan ke awan enkripsi" terdengar agak berlebihan, namun itu memang menunjukkan satu kelemahan kunci dalam industri — jika stablecoin sepenuhnya dikendalikan oleh satu negara, hal itu dapat memicu risiko keuangan global yang sulit diprediksi.
Melihat kembali sejarah, dari runtuhnya sistem standar emas hingga guncangan Nixon, perubahan mendadak dalam kebijakan moneter sering kali pertama-tama mengorbankan kepentingan negara lain. Saat ini, Amerika Serikat diam-diam mendorong RUU GENIUS, yang tampaknya bertujuan untuk memperkuat regulasi, namun sebenarnya mungkin merupakan langkah untuk mempersiapkan jalan bagi hegemoni dolar untuk berkembang ke dunia enkripsi.
Namun, persaingan lintas negara ini justru mungkin mempercepat pengembangan stablecoin terdesentralisasi. Stablecoin non-dolar AS dan stablecoin algoritma mungkin menghadapi peluang pengembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam aplikasi praktis, beberapa protokol telah mulai membangun sistem penerbitan dan sirkulasi yang tidak bergantung pada entitas tunggal untuk USD1.
Protokol semacam ini mirip dengan "cadangan energi super" USD1: pengguna dapat meminjam USD1 dengan menggadaikan BNB, atau menghasilkan USD1 melalui mekanisme CDP. Lebih dari 60% transaksi di blockchain diproses melalui protokol semacam ini, mencerminkan permintaan pasar yang nyata.
Yang lebih menarik adalah bahwa protokol-protokol ini menyediakan likuiditas yang cukup untuk USD1, sehingga slippage di bursa terdesentralisasi turun hingga 0,1%, memberikan pengalaman perdagangan yang sebanding dengan menggunakan kartu kredit. Sementara itu, skenario penggunaan USD1 juga terus berkembang, dari pinjaman dan penambangan secara bertahap meluas ke bidang pembayaran dan konsumsi e-commerce, menjadikannya bukan hanya sekadar simbol perdagangan, tetapi sedang menjadi Uang Digital yang praktis.
Tren perkembangan ini menunjukkan bahwa keuangan terdesentralisasi sedang membawa kemungkinan baru bagi sistem keuangan global, sekaligus menyoroti posisi pasar Aset Kripto yang semakin penting dalam tatanan geopolitik.